Potensi

MENDORONG REGENERASI PETANI DI DESA

Pagertoyo – Regenerasi petani Indonesia harus menjadi perhatian serius pemerintah. Dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang, Indonesia diperkirakan akan mengalami krisis jumlah petani.

Masalah regenerasi petani di Indonesia semakin menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini. Kecenderungan usia para petani di Indonesia yang semakin tua tentunya dapat mengancam keberlanjutan sektor pertanian. Padahal, pemerintah sendiri sedang berupaya mencapai visi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu lumbung pangan dunia pada tahun 2045.

Kondisi petani yang berusia 55-65 ke atas rata-rata memiliki pendidikan sampai dengan jenjang sekolah dasar, Hal tersebut menjadi salah satu penyebab anak dari keluarga petani enggan melanjutkan pekerjaan di bidang pertanian. Padahal, keberlanjutan keluarga petani menjadi penting disebabkan selama ini pertanian skala kecil lebih efisien dan berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan. Petani bahkan mendorong anaknya untuk mengambil jenjang pendidikan yang lebih tinggi agar mendapatkan penghidupan yang lebih baik dibandingkan dengan orang tuanya.

Sedangkan, anak petani kecil yang merantau ke kota sulit mendapatkan tanah kala kembali ke desa disebabkan harga yang mahal serta harus menunggu pewarisan dalam waktu lama. Tanpa adanya perbaikan akses dan redistribusi aset, pendidikan belum tentu dapat menjadi sarana mobilitas sosial vertikal bagi anak petani.

Inilah yang menjadi ancaman regenerasi petani. Persoalan makin pelik karena faktor kesejahteraan petani masih belum terlihat baik, dari data kemiskinan, sebagian besar kemiskinan tersebar di pedesaan di mana pendapatan penduduk bergantung dari sektor pertanian.

Share :