Pagertoyo, 19 Juli 2025 – Pendidikan TERASI (Tentang Menstruasi) dan batasan tubuh (Boundaries) mulai diberikan kepada siswa dan siswi Sekolah Dasar (SD) di sejumlah sekolah di Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari upaya untuk membentuk generasi muda yang sehat, percaya diri, dan mampu menjaga diri sejak dini.
Menurut kami, edukasi ini sangat penting karena anak-anak saat ini tumbuh dalam lingkungan yang penuh tantangan. “Kami ingin anak-anak memahami perubahan tubuh mereka dan belajar untuk menghormati diri sendiri serta orang lain,” ujarnya saat ditemui dalam kegiatan sosialisasi program “Kenali Dirimu, Jaga Tubuhmu” di aula sekolah.
Pembelajaran ini bertujuan memberikan pemahaman dasar tentang:
Menstruasi: Khusus untuk siswi, agar mereka tidak takut atau malu saat mengalami menstruasi pertama. Mereka diajarkan mengenai proses alami tubuh, cara menjaga kebersihan, serta pentingnya nutrisi dan istirahat.
Boundaries atau Batasan Tubuh: Kepada seluruh siswa dan siswi, guru mengajarkan apa itu batasan tubuh, bagaimana mengenali sentuhan yang aman dan tidak aman, serta bagaimana mengatakan “tidak” jika merasa tidak nyaman.
Tujuan utama dari pembelajaran tentang menstruasi dan boundaries di tingkat sekolah dasar adalah untuk memberikan pemahaman yang benar sejak dini mengenai kesehatan reproduksi dan perlindungan diri. Dengan mengenal proses menstruasi, anak perempuan dapat merasa lebih siap dan tidak panik ketika mengalaminya untuk pertama kali. Selain itu, anak-anak diajarkan bahwa setiap orang memiliki hak atas tubuhnya sendiri, sehingga penting untuk mengetahui batasan pribadi dan belajar mengatakan "tidak" terhadap perlakuan yang tidak nyaman atau tidak pantas.
Selain aspek kesehatan, tujuan lain dari pembelajaran ini adalah membentuk karakter anak yang menghargai diri sendiri dan orang lain. Siswa laki-laki dan perempuan sama-sama dibekali pemahaman agar tercipta rasa empati, saling menghormati, dan tidak melakukan perundungan terkait perubahan fisik teman sebayanya. Dengan penanaman nilai ini sejak dini, sekolah berharap dapat mencegah kekerasan seksual dan pelecehan, serta membangun budaya saling menjaga di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Pemberian edukasi ini memberikan sejumlah manfaat penting. Anak-anak menjadi lebih sadar akan perubahan tubuh mereka, lebih percaya diri, dan lebih mampu menjaga diri dari potensi pelecehan atau perundungan. Selain itu, siswa laki-laki juga diajarkan untuk menghargai dan memahami kondisi teman-teman perempuannya.
Kami berharap dengan pemahaman ini, anak-anak bisa saling mendukung dan tumbuh dalam lingkungan yang lebih sehat dan penuh empati.
Program ini juga mendapat dukungan dari orang tua murid, karena mereka merasa terbantu karena sering merasa bingung bagaimana menjelaskan soal menstruasi kepada anak perempuannya. “Sekarang anak saya justru yang bertanya duluan karena habis belajar di sekolah. Saya jadi lebih mudah menjelaskan,” ujarnya.
Melalui pendekatan edukatif dan komunikatif seperti ini, sekolah berharap bisa membangun generasi yang tangguh, sadar diri, dan mampu menjaga keselamatan serta martabat diri sejak usia dini.
Share :